Haba.co.id | Medan – Sebanyak 140 murid SMK Negeri 10 Kota Medan di Jl Cik Ditiro, gagal melanjutkan pendidikan mereka ke PTN. Hal ini diduga karena kelalaian pihak sekolah dalam mengurus Eligible PTN 2025.
Menurut informasi yang diperoleh, murid-murid tersebut telah memenuhi syarat berdasarkan data yang diterima oleh wali murid/orang tua siswa untuk masuk ke PTN, namun diduga pihak sekolah tidak mengurus proses penerimaan mereka dengan baik. Akibatnya, mereka gagal masuk ke PTN.
Murid – murid yang gagal masuk PTN ini melakukan aksi demo hari ini, Kamis (06/02/2025) di sekolah dan mereka menuntut kejelasan nasib mereka yang jelas tidak bisa masuk PTN Tahun Ajaran 2025.
“Kami sangat kecewa dengan kejadian ini. Kami telah berusaha keras untuk memenuhi syarat masuk ke PTN, namun pihak sekolah tidak mengurus proses penerimaan kami dengan baik,” kata salah satu murid yang gagal masuk ke PTN.
Pihak sekolah belum memberikan komentar tentang kejadian ini. Namun, pihak orang tua murid yang namanya tidak mau disebutkan kepada awak media ini mengaku kaget mendengar info tentang gagalnya anak dari narasumber beserta 140 murid Eligible PTN atau siswa SMK Negeri 10 Medan karena dugaan kelalaian.
Disinyalir dugaan tidak transparan oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 10 Julpiner Simanungkalit (ada yang disembunyikan) ini karena semenjak kelas 12 tidak ada dibuat grup wali murid untuk supaya wali murid mengikuti dan mengetahui perkembangan sekolah.
“Dari kelas 10 dan lanjut ke kelas 11 dulu ada dibuat grup wali murid, anehnya semenjak kelas 12 tidak ada sama sekali grup wali murid,” ujar narasumber.
“ini timbul pertanyaan apakah faktor kesengajaan dari pihak sekolah SMK Negeri 10 untuk menutupi yang sebenarnya terjadi, jadi saya sangat kecewa berat dengan kejadian ini”imbuhnya.
Kejadian gagalnya 140 murid Eligible PTN membuat murid shock dan secara psikologis karena sudah sangat berharap bisa masuk jalur Eligible PTN tersebut.
“Kami meminta agar pihak sekolah bertanggung jawab atas kejadian ini. Kami juga meminta agar pihak terkait melakukan investigasi kepada sekolah SMK Negeri 10 Medan tentang kejadian ini dan mengambil tindakan yang cepat dan tepat,” kata narasumber orang tua murid akhiri wawancara.